Sabtu, 16 Februari 2013

Semua orang ingin memiliki kehidupan yang bersemangat dan penuh warna. Dan menurut saya untuk memiliki kehidupan yang kita inginkan, kita harus memiliki mimpi, dan berusaha mewujudkan mimpi itu hingga berhasil. Percayalah, saat yang paling menyenangkan adalah saat proses pencapaiannya. Nah berikut ada kumpulan Kata bijak yang akan memotivasi anda menjadi yang terbaik untuk memperoleh mimpimu.
  1. Jangan pernah memotong sesuatu yang dapat dibuka ikatannya.
  2. Lihatlah masalah sebagai kesempatan untuk pertumbuhan dan penguasaan diri.
  3. Jadilah ahli dalam manajemen waktu.
  4. Nilailah keberhasilanmu dengan menggunakan tolok ukur seberapa banyak engkau menikmati kedamaian, kesehatan, dan kasih sayang.
  5. Jangan tunda pelaksanaan gagasan (ide-ide) yang baik. Kemungkinan ada orang lain yang baru saja memikirkannya juga. Sukses datang kepada orang yang bertindak terlebih dahulu.
  6. Berhati-hatilah terhadap orang yang mengatakan kepadamu betapa ia itu jujur.
  7. Ingatlah bahwa pemenang melakukan apa yang tidak mau dilakukan oleh pecundang.
  8. Carilah peluang, bukan rasa aman. Kapal di pelabuhan memang aman, tetapi pada waktunya bagian bawahnya akan rusak berkarat.
  9. Jalanilah hidupmu sedemikian rupa sehingga tulisan di batu nisanmu dapat berbunyi: “Tidak Ada Penyesalan”.
  10. Usahakan mencapai keunggulan, bukan kesempurnaan.
  11. Beri orang kesempatan kedua, tetapi jangan kesempatan ketiga.
  12. Belajarlah mengenali hal-hal yang tidak berkaitan, kemudian abaikan!
  13. Jangan lupa, kebutuhan emosional terbesar seseorang adalah untuk merasa dihargai.
  14. Habiskan lebih sedikit waktu untuk membahas siapa yang benar, dan lebih banyak waktu untuk membahas apa yang benar!
  15. Pekerjakan orang yang lebih pandai darimu.
  16. Jangan membakar jembatan, engkau akan heran betapa sering engkau harus menyeberangi sungai yang sama.
  17. Jagalah agar ekspektasi (harapan-harapan) tetap tinggi.
  18. Jangan gunakan waktu dan/atau kata dengan ceroboh, keduanya tidak dapat diperoleh kembali.
  19. Jadilah orang yang berani dan tabah! Sewaktu mengingat kembali kehidupan yang telah lewat, engkau akan lebih menyesali hal-hal yang tidak dilakukan, daripada hal-hal yang telah dilakukan pada masa lalu.
  20. Evaluasi prestasimu berdasarkan standarmu sendiri, bukan standar orang lain.
  21. Berusahalah untuk tetap hidup lebih berarti, dari pada hidup lebih lama.
  22. Jadilah orang yang tegas, walaupun itu berarti engkau kadang-kadang keliru.
  23. Tentukanlah sikapmu, jangan biarkan orang lain menentukannya untukmu.
  24. Lupakan Panitia! Gagasan baru yang mengubah dunia selalu datang dari satu orang yang mau bekerja sama dengan orang lain, bukan melalui upacara-upacara!
  25. Berikanlah upah yang sama untuk pekerjaan yang sama, tanpa memandang hal-hal yang lain.
  26. Jangan biarkan hartamu memilikimu!
  27. Jagalah reputasimu! Reputasi adalah modal yang paling berharga.
  28. Perbaiki prestasimu melalui memperbaiki sikap dan kemampuanmu.
  29. Kerjakan dengan benar pada kesempatan pertama.
  30. Jangan pernah meremehkan kekuatan kata atau perbuatan yang baik.
  31. Jangan takut untuk mengatakan: “Saya tidak tahu”, “Maafkan Saya”, “Saya yang membuat kesalahan itu”, “Saya memerlukan bantuan Anda”.
  32. Pikiranmu hanya dapat menyimpan satu pikiran pada satu kesempatan, oleh karena itu jadikanlah itu pikiran yang positif dan konstruktif.
  33. Jangan pernah mencabut/mematikan harapan seseorang, mungkin hanya itulah yang dimilikinya!
  34. Sesudah bekerja keras untuk mendapatkan apa yang engkau inginkan, luangkanlah waktu untuk menikmatinya!
BKKBN SUMBAR KERJASAMA DENGAN HOGSI SUMBAR


AB. LIMAPULUH KOTA, bkkbn online ; Dalam rangka kegiata Pelayanan dan Bakti IBI, Perwakilan BKKBN Provinsi Sumatera Barat dan IBI Sumbar mengadakan pelayanan pemasangan alat kontrasepsi serta sosialisasi KHIBA (Kelangsungan Hidup Ibu Bayi, dan Anak Balita) di Kabupaten Limapuluh Kota. Dalam kegiatan kali ini TIM BKKBN Sumbar dipimpin langsung Kabid KB Ir. Etna Estelita, M.Si didampingi oleh Ketua PD IBI Sumbar Dra. Mulyati Usman, M.Pd dan Tim Pengelola KB dari SKPD KB Limapuluh Kota.

Kegiatan pelayanan kali ini dititik beratkan di daerah Kenagarian Ampalu, Kecamatan Halaban Kabupaten Limapulu Kota, yang mendapat 219 akseptor dengan bermacam-macam pemasangan alat kontrasepsi. Dari data yang didapatkan dilapangan 43 untuk IUD, 88 Implant, 42 Suntik, 40 Pil KB dan Kondom sebanyak 6 akseptor.

Selain pelayanan dan bakti IBI, PD IBI Sumbar bersama BKKBN Sumbar melakukan sosialisasi KHIBA guna menekan Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Anak Balita. Masyarakat Kab.Limapuluh Kota disarankan untuk tidak melakukan 4 terlalu yaitu terlalu muda untuk melahirkan, terlalu tua untuk melahirkan, terlalu dekat jarak melahirkan anak, dan terlalu banyak anak.​

Kamis, 14 Februari 2013

PIK Remaja / Mahasiswa adalah suatu wadah kegiatan program PKBR (Penyiapan Kehidupan Berkeluarga Bagi Remaja) yang dikelola dari, oleh dan untuk remaja guna memberikan pelayanan informasi dan konseling kesehatan reproduksi serta penyiapan kehidupan berkeluarga.


Masa remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak ke masa dewasa. Kehidupan remaja merupakan kehidupan yang sangat menentukan bagi kehidupan masa depan mereka selanjutnya. Masa remaja seperti ini oleh Bank Dunia disebut sebagai masa transisi kehidupan remaja. Transisi kehidupan remaja oleh Bank Dunia dibagi menjadi 5 hal (Youth Five Life Transitions). Transisi kehidupan yang dimaksud menurut Progress Report World Bank adalah:
  1. Melanjutkan sekolah (continue learning)
  2. Mencari pekerjaan (start working)
  3. Memulai kehidupan berkeluarga (form families)
  4. Menjadi anggota masyarakat (exercise citizenship)
  5. Mempraktekkan hidup sehat (practice healthy life).

Program PKBR (Penyiapan Kehidupan Berkeluarga Bagi Remaja) yang dilaksanakan berkaitan dengan bidang kehidupan yang kelima dari transisi kehidupan remaja dimaksud, yakni mempraktekkan hidup secara sehat (practice healthy life). Empat bidang kehidupan lainnya yang akan dimasuki oleh remaja sangat ditentukan oleh berhasil tidaknya remaja mempraktekkan kehidupan yang sehat. Dengan kata lain apabila remaja gagal berperilaku sehat, kemungkinan besar remaja yang bersangkutan akan gagal pada empat bidang
kehidupan yang lain.

Dari data-data yang berkaitan dengan gambaran perilaku sehat remaja, khususnya yang berhubungan dengan risiko TRIAD KRR (Seksualitas, NAPZA, HIV dan AIDS), tampaknya sebagian remaja Indonesia berperilaku tidak sehat. Perilaku tidak sehat tersebut seperti terlihat pada data berikut ini :

SEKSUALITAS

Seks Pra Nikah

Berdasarkan Survey Kesehatan Reproduksi Remaja Indonesia (SKRRI, 2002-2003) didapatkan bahwa remaja mengatakan mempunyai teman yang pernah berhubungan seksual pada usia 14-19 tahun (perempuan 34,7%, laki-laki 30,9%), sedangkan usia 20-24 tahun (perempuan 48,6%, laki-laki 46,5%). Dari penelitian yang dilakukan oleh Wimpie Pangkahila tahun 1996 terhadap 633 pelajar SLTA di Bali, didapatkan bahwa 27% remaja laki-laki dan 18% remaja perempuan mempunyai pengalaman berhubungan seks pra nikah. Sedangkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Situmorang tahun 2001 didapatkan 27% remaja laki-laki dan 9% remaja perempuan di Medan mengatakan sudah melakukan hubungan seks.

Faktor yang paling mempengaruhi remaja untuk melakukan hubungan seksual (3 x lebih besar) adalah:
1). Teman sebaya yaitu mempunyai pacar; 
2). Mempunyai teman yang setuju dengan hubungan seks pranikah; 
3). Mempunyai teman yang mempengaruhi atau mendorong untuk melakukan seks pranikah
(Analisa Lanjut SKRRI, 2003).

Aborsi 
Berdasarkan data Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI, Rakyat Merdeka, tahun 2006) yang merujuk pada data Terry Hull dkk. (1993) dan Utomo dkk. (2001) didapatkan bahwa 2,5 juta perempuan pernah melakukan aborsi per tahun, 27% (± 700 ribu) dilakukan oleh remaja, dan sebagian besar dilakukan dengan cara tidak aman. Sekitar 30-35% aborsi ini adalah penyumbang kematian ibu (307/100 ribu kelahiran) dan tercatat bahwa Angka Kematian Ibu (Mother Mortality Rate) di Indonesia adalah 10 kali lebih besar dari Singapura.
Berdasarkan data BNN 2004, menunjukan bahwa 1,5% dari jumlah penduduk Indonesia (3.2 juta jiwa) adalah pengguna narkoba. Dari jumlah tersebut, 78% diantaranya adalah remaja
usia 20-29 tahun.
Secara kumulatif jumlah kasus AIDS sampai dengan September 2009 sebesar 18.442 kasus. Berdasarkan cara penularannya secara kumulatif dilaporkan antara lain melalui heteroseksual 49,7%, IDU 40,7%, homoseksual 3,4%, perinatal 2,5%, transfusi darah 0,1%, dan tidak diketahui 3,7%. Menurut 4
golongan usia tertinggi adalah usia 20-29 tahun sebanyak 49,6%, usia 30-39 tahun 29,8%, usia 40-49 tahun 8,7%, usia 15-19 tahun 3,0%. Perbandingan persentase kasus AIDS antara laki-laki dan perempuan adalah 74,5% : 25,5% atau 3 : 1.

Untuk merespon permasalahan remaja tersebut, Pemerintah (cq. BKKBN) telah melaksanakan dan mengembangkan program PKBR yang diarahkan untuk mewujudkan Tegar Remaja dalam rangka Tegar Keluarga untuk mewujudkan Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera. Ciri-ciri Tegar Remaja adalah remaja yang menunda usia pernikahan, remaja yang berperilaku sehat, terhindar dari risiko TRIAD KRR (Seksualitas, Napza, HIV dan AIDS), bercita-cita mewujudkan Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera serta menjadi contoh, model, idola dan sumber informasi bagi teman sebayanya.
Upaya untuk mewujudkan remaja Indonesia melalui program PKBR sesuai dengan konsep Tegar Remaja tersebut akan diupayakan melalui strategi Tegar Remaja.

SASARAN DAN RUANG LINGKUP

Sasaran (audience)
Sasaran yang terkait dengan pembentukan, pengembangan, pengelolaan, pelayanan dan pembinaan PIK Remaja, sebagai berikut:

a. Pembina
  1. Pembina PIK Remaja adalah seseorang yang mempunyai kepedulian yang tinggi terhadap masalah-masalah remaja, memberi dukungan dan aktif membina PIK Remaja, baik yang berasal dari Pemerintah,
  2. Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) atau organisasi kepemudaan/remaja lainnya, seperti : Pemerintah: Kepala desa/lurah, camat, bupati, walikota, pimpinan SKPDKB.
  3. Pimpinan LSM: pimpinan kelompok-kelompok organisasi masyarakat (seperti: pengurus masjid, pastor, pendeta, pedande, biksu) dan pimpinan kelompok dan organisasi pemuda.
  4. Pimpinan media massa (surat kabar, majalah, radio dan TV)Rektor/Dekan, kepala SLTP, SLTA, pimpinan pondok pesantren, komite sekolah.
  5. Orang tua, melalui program Bina Keluarga Remaja (BKR), majelis ta’lim, program PKK.
  6. Pimpinan kelompok sebaya melalui program Karang Taruna, pramuka, remaja masjid/gereja/vihara.

b. Pengelola PIK Remaja


Pengelola PIK Remaja adalah pemuda/remaja yang punya komitmen dan mengelola langsung PIK Remaja serta telah mengikuti pelatihan dengan mempergunakan modul dan kurikulum standard yang telah disusun oleh BKKBN atau yang sejenis. Pengelola PIK Remaja terdiri dari Ketua, Bidang Administrasi, Bidang Program dan Kegiatan, Pendidik Sebaya dan Konselor Sebaya.

Ruang Lingkup

Ruang lingkup PIK Remaja meliputi aspek-aspek kegiatan pemberian informasi PKBR, Pendewasaan Usia Perkawinan, Keterampilan Hidup (Life Skills), pelayanan konseling, rujukan, pengembangan jaringan dan dukungan, dan kegiatan-kegiatan pendukung lainnya sesuai dengan ciri dan minat remaja.

CIRI-CIRI TAHAPAN
Materi dan Isi Pesan (assets) yang diberikan :
1) Triad KRR dan Pendewasaan Usia Perkawinan.
2) Pendalaman materi Triad KRR dan Pendewasaan Usia Perkawinan.
3) Pemahaman tentang Hak-Hak Reproduksi.

2. PIK Remaja Tahap Tegak
Materi dan Isi Pesan (assets) yang diberikan :
1) Triad KRR dan Pendewasaan Usia Perkawinan
2) Pendalaman materi Triad KRR dan Pendewasaan Usia Perkawinan
3) Pemahaman tentang hak-hak reproduksi
4) Keterampilan Hidup (Life Skills)
5) Keterampilan advokasi

3. PIK Remaja Tahap Tegar
 Materi dan Isi Pesan (assets) yang diberikan :
1) TRIAD KRR dan Pendewasaan Usia Perkawinan
2) Pendalaman materi TRIAD KRR dan Pendewasaan Usia Perkawinan
3) Pemahaman tentang hak-hak reproduksi
4) Keterampilan Hidup (Life Skills)
5) Keterampilan advokasi

Nah... Sudahkah di wilayah/Kampus kalian berada PIK Remaja/Mahasiswa ???...
Kalo sudah... Tahap apakah PIK Remaja/Mahasiswa yang ada di wilayah kalian....

Tetap Semangat... dan...
"WUJUDKAN REMAJA INDONESIA YANG BERKUALITAS & BERENCANA"

Napza/Narkoba

Pengertian Napza

Napza (Narkotika, Alkohol, Psikotropika dan Zat adiktif lainnya) adalah zat-zat kimiawi (obat-obat berbahaya) yang mampu merubah perasaan, fungsi mental dan prilaku seseorang ( Kamus Narkoba BNN 2006)

NAPZA terdiri dari 4 kategori sebagai berikut:

a. Narkotika

Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan.

b. Alkohol

Alkohol adalah zat aktif dalam berbagai minuman keras, mengandung etanol yang berfungsi menekan saraf pusat.

c. Psikotropika

Psikotropika adalah zat atau obat baik alamiah maupun sintetis, bukan narkotika, yang bersifat atau berkhasiat psiko aktif melalui pengaruh selektif pada susunan syaraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku.

d. Zat Adiktif Lainnya

Adalah zat, bahan kimia dan biologi, baik dalam bentuk tunggal maupun campuran yang dapat membahayakan kesehatan dan lingkungan hidup secara langsung atau tidak langsung yang mempunyai sifat, karsinogenik, teratogenik, mutagenik, korosif dan iritasi, seperti lem dan whipped cream.

Jenis-Jenis Napza

Jenis-jenis NAPZA dapat dikelompokkan menjadi 4:

a. Berdasarkan bahan (natural dan sintesis)
b. Berdasarkan efek kerja (merangsang, menekan dan mengacaukan sistem saraf pusat)
c. Berdasarkan cara penggunaan (oral, injeksi, melalui luka, menghirup dan insersi anal)
e. Berdasarkan bentuk (cairan, pasta, pil/kapsul, kristal/block, bubuk, gas dan lapisan kertas)

Ciri-Ciri Penyalahguna Napza

Tanda-tanda umum untuk mengenali apakah anak sudah mulai terlibat dalam penyalahgunan NAPZA :

1. Prestasi anak menurun tajam
2. Kebiasaan berpakaian yang berubah drastis, dari yang rapih menjadi buruk
3. Perubahan tingkah laku yang tidak seperti biasanya/semestinya.
4. Anak tidak memperhatikan kebersihan diri
5. Mendadak menjadi pendiam dan sering menyendiri dikamar serta cenderung apatis
6. Tidak menuruti lagi disiplin rumah
7. Mata sering merah dan nafsu makan berubah
8. Berat badang menurun
9. Gampang tersinggung
10. Anda sering mencium bau aneh dikamarnya
11. Mulai ada insiden-insiden pencurian dirumah atau disekolah yang dilaporkan
12. dll.

Dampak Penyalahgunaan Napza

a. Aspek Fisik

Efek NAPZA bagi tubuh tergantung pada jenis NAPZA, jumlah/dosis, frekuensi pemakaian, cara menggunakan (apakah digunakan bersamaan dengan obat lain), faktor psikologis (kepribadian, harapan dan perasaan saat memakai), dan faktor biologis (berat badan, dan kecenderungan alergi).

b. Aspek Psikologis

Berbagai gangguan psikis atau kejiwaan yang sering dialami oleh mereka yang menyalahgunakan NAPZA antara lain adalah: depresi, paranoid, percobaan bunuh diri, melakukan tindak kekerasan, dan lain-lain.

c. Aspek Sosial – Ekonomi

Dampak sosial menyangkut kepentingan lingkungan masyarakat yang lebih luas diluar diri para pemakai itu sendiri, yaitu: keluarga, sekolah, tempat tinggal, bahkan bangsa. Penyalahgunaan NAPZA yang semakin meluas merugikan masyarakat diberbagai aspek kehidupan mulai dari aspek kesehatan, sosial psikologis, hukum, hingga ekonomi.

d. Aspek Kesehatan

Dalam aspek kesehatan, penyalahgunaan NAPZA tidak hanya berakibat buruk pada diri para pemakai tetapi juga orang lain yang berhubungan dengan mereka. Pemakaian NAPZA melalui pemakaian jarum suntik bersama misalnya, telah terbukti menjadi salah satu penyebab meningkatnya secara drastis penyebaran HIV dan AIDS di masyarakat, selain penyakit lain seperti Hepatitis B dan C.

e. Aspek Sosial dan Psikologis

Tekanan berat pada orang-orang terdekat pemakai, seperti : saudara, orang tua, kerabat, teman. Keluarga sebagai unit masyarakat terkecil harus menanggung beban sosial dan psikologis terberat menangani anggota keluarga yang sudah terjerumus dalam penyalahgunaan NAPZA.

f. Aspek Hukum dan Keamanan

Berbagai penelitian menunjukkan bahwa banyak perilaku menyimpang seperti perkelahian, tawuran, kriminalitas, pencurian, perampokan, dan perilaku seks berisiko, dipengaruhi atau bahkan dipicu oleh penggunaan NAPZA. Pemakai NAPZA seringkali tidak dapat mengendalikan diri dan bersikap tidak sesuai dengan norma-norma umum masyarakat.

g. Aspek Ekonomis

Aspek ekonomis dari penyalahgunaan NAPZA sudah sangat nyata yaitu semakin berkurangnya sumber daya manusia yang potensial dan produktif untuk membangun negara. Para pemakai NAPZA tidak membantu, tetapi justru menjadi beban bagi negara. Bukan hanya dalam bentuk ketiadaan tenaga dan sumbangan produktif, tetapi negara justru harus mengeluarkan biaya sangat besar untuk menanggulangi persoalan penyalahgunaan NAPZA.

Penanggulangan Penyalahgunaan Napza

a. Pencegahan (Preventif)

Dengan mengurangi pasokan (Supply Reduction), Mengurangi permintaan (Demand Reduction), Mengurangi dampak buruk (Harm Reduction)

b. Pengobatan (Kuratif)

Fase ini biasanya ditangani oleh lembaga professional di bidangnya yaitu lembaga medis seperti klinik, rumah sakit, dokter. Fase ini biasanya meliputi : Fase penerimaan awal (inisial intake), Fase detoksifikasi, Terapi komplikasi medik

c. Pemulihan (Rehabilitatif)

Tahap ini biasanya terdiri atas: Fase Stabilisasi, Fase Sosialisasi Dalam Masyarakat.